sakuratoto 2

sakuratoto 2,cara beli chip domino pakai pulsa,sakuratoto 2Jakarta, CNN Indonesia--

Sejumlah kalangan akademisi yang terdiri dari mahasiswa dan dosen menggelar aksi protes di beberapa kampus Amerika Serikat.

Aksi protes tersebut sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan meluas ke berbagai perguruan tinggi seperti Columbia, Yale, gingga New York University.

Pihak kepolisian juga telah diturunkan di beberapa kampus untuk mengadili dan menangkap para demonstran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang sebenarnya terjadi?

Aksi protes yang terjadi di beberapa kampus AS merupakan salah satu upaya penegakan hak asasi manusia di Gaza, Palestina.

Banyak dari demonstran yang mengaku kecewa terhadap AS yang tetap membiayai Israel untuk menggempur Palestina dalam beberapa waktu terakhir.

Terlebih, terdapat sikap dari pemerintah AS yang dinilai tak menjamin kebebasan berpendapat di lingkungan akademik.

Seperti kisah salah seorang mahasiswa Muslim berprestasi asal Universitas Selatan California (USC) bernama Asna Tabassum yang dibungkam kampusnya karena terpilih untuk melakukan pidato kelulusan.

Ia disebut telah menyebarkan ujaran kebencian terhadap kaum Yahudi di media sosial.

Lihat Juga :
Pakar Asing Prediksi Hubungan RI-Timor Leste di Bawah Komando Prabowo

Pihak USC pun bersuara soal kabar tersebut dan membatalkan pidato Tasbanum karena alasan keamanan.

"Intensitas perasaan, yang dipicu oleh media sosial dan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, telah berkembang hingga mencakup banyak suara di luar USC dan telah meningkat hingga menciptakan risiko besar terkait keamanan dan gangguan pada awalnya," demikian ditulis Rektor USC Andrew Guzman seperti dikutip Reuters, Kamis (18/4).

"Kami telah memutuskan bahwa mahasiswa pidato perpisahan kami tidak akan menyampaikan pidato pada saat pembukaan," tambah Guzman.

Lebih dari itu, terdapat kelompok pro-Israel yang turut menolak Tabassum. Mereka mempertanyakan kepada pihak kampus akan kredibilitas Tabassum sebagai seorang yang layak berpidato saat kelulusan.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALPakar Asing Prediksi Relasi RI-Timor hingga Biden Sebut PNG Kanibal

Melihat hal demikian, dewan hubungan Amerika-Islam (CAIR) turut memberikan kritikan karena dinilai merusak kebebasan akademis.

"Begitu juga dengan pencemaran nama baik dan membahayakan mahasiswa Yahudi, Muslim dan Palestina yang didasarkan pada komentar-komentar yang menghasut dan mencurigakan yang dibuat oleh beberapa orang tak dikenal dan bertopeng di luar kampus," direktur eksekutif CAIR Afaf Nasher, pada Rabu (24/4).

Beberapa mahasiswa juga merasa bahwa pihak kampus telah gagal dalam melindungi hak mereka sebagai bagian dari akademisi.

"Sebagai seorang mahasiswa Palestina, saya juga merasa tidak aman selama enam bulan terakhir, dan hal itu merupakan akibat langsung dari pernyataan sepihak dan kelambanan tindakan Columbia," ujar Mahmoud Khalil, seorang mahasiswa berdarah Palestina di Columbia University.

Mahasiswa asal Israel pun menyatakan hal serupa dan merasa tak aman untuk bisa belajar di lingkungan kampus.

"Ketika Anda menjadi mahasiswa Israel di kampus ini, Anda merasa seperti ada target di belakang Anda, Anda merasa tidak aman dan tidak heran mahasiswa dari Israel begitu ragu untuk datang ke sini," ucap Milton Zerman, seorang mahasiswa tahun kedua di Universitas Berkeley California.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Pihak otoritas AS turut membungkam aksi para pembela hak asasi manusia tersebut. Kepolisian New York telah menangkap sejumlah demonstran yang dinilai tidak tertib.

Menurut laporan Reuters, Columbia University dan Barnard College telah memberhentikan puluhan mahasiswa yang terlibat aksi tersebut.

Lihat Juga :
Kelompok Ekstremis Israel Serbu Masjid Al Aqsa buat Gelar Ritual

Terlebih, sudah lebih dari 100 demonstran yang ditangkap oleh kepolisian New York karena mendirikan perkemahan di halaman kampus.

Sementara di Yale University, kepolisian telah menahan lebih dari 60 pengunjuk rasa. Sedangkan pihak Kepolisian New York merilis laporan yang berhasil menangkap 120 orang di New York University per Senin malam.

Sejumlah pejabat universitas mengklaim bahwa pihaknya sengaja meminta intervensi dari otoritas berwenang karena sikap demonstran yang enggan bubar dari tempat unjuk rasa tersebut.

Lihat Juga :
Langka, Korut Kirim Utusan ke Iran di Tengah Konflik Timteng, Ada Apa?

Imbas dari aksi tersebut, sejumlah universitas yang terlibat memutuskan untuk melanjutkan jadwal kelas secara hybrid atau setengah luring dan daring.

Presiden AS Joe Biden pun ikut mengutuk aksi tersebut dan menilai bahwa "mereka yang tidak memahami apa yang terjadi dengan orang-orang Palestina."

Previous article:higgs domino tanpa password

Next article:jarisakti link alternatif