koraxtra
-
2024-10-09 12:39:25 Source:koraxtra
Browse(43396)
koraxtra,bolsiar,koraxtraJakarta, CNN Indonesia-- Lembaga riset Institut Analisa Kebijakan Konflik (Institute for Policy Analysis of Conflict/IPAC) merilis sebuah laporan yang menyebut puluhan mantan narapidana kasus terorisme dari Poso, Sulawesi Tengah, dipekerjakan di sebuah industri tambang Morowali. Dalam laporan yang dirilis pada 31 Januari, IPAC menyebut Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), sebuah kawasan penghasil nikel utama di Sulteng menjadi daerah yang mempekerjakan mantan-mantan teroris. Beberapa dari napi itu bahkan terhitung baru dibebaskan dari penjara. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT "Mereka utamanya tertarik untuk menghasilkan uang, bukan untuk menimbulkan masalah. Namun, ada dua bahaya [yang membayangi]," lanjut IPAC. IPAC menjelaskan bahaya pertama yaitu konflik sosial di sekitar IMIP berpotensi meningkat, khususnya ketika identitas etnis lokal semakin menguat dan terjadi bentrok antara penduduk lokal dan pekerja migran yang masuk. Jika terjadi bentrok, para mantan napi ini kemungkinan berada di bawah tekanan untuk memihak ke salah satu pihak. Pengalaman tempur mereka saat masih menjadi militan pun kemungkinan bisa semakin memicu pergolakan. Bahaya kedua yaitu kemungkinan segelintir napi masih ingin menghidupkan kembali napas Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Para napi bisa jadi melihat IMIP sebagai lahan subur untuk melakukan perekrutan. "Pada Juni 2023, IMIP mempekerjakan sekitar 91.581 pekerja lokal dan 11.615 orang asing dari China. Mereka termasuk puluhan tahanan dan militan yang terlibat dalam aktivitas perekonomian di Morowali dan Morowali Utara. Mereka terbagi dalam tiga kategori, yakni pekerja smelter, penjaga keamanan tambang, dan pemasok minyak diesel," tulis IPAC. Mantan-mantan narapidana ini pada dasarnya bisa bekerja di IMIP karena persyaratan masuknya tidak ketat. Banyak pekerja smelter yang diterima di IMIP padahal tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai industri nikel. IPAC menjelaskan bahwa kegiatan perekonomian di Morowali berdampak positif terhadap penghidupan bagi banyak mantan narapidana. Sebab mereka tidak lagi bergantung pada bantuan program deradikalisasi pemerintah guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. IPAC juga menjelaskan alasan mengapa mantan napi di wilayah Morowali rentan terhadap radikalisasi lagi yakni karena ketegangan yang disebabkan oleh permasalahan di IMIP. Masalah itu antara lain kemarahan masyarakat setempat, ketegangan antar penduduk lokal dan pekerja migran yang masuk, sengketa tanah, bisnis, dan lain-lain. Pihak IMIP pun segera membantah laporan IPAC bahwa eks napi kasus terorisme dipekerjakan di tambang Morowali. Direktur Corporate Communication IMIP Emilia Bassar mengatakan kepada CNNIndonesia.compada Senin (12/2), tidak menemukan data nama karyawan yang dimaksudkan IPAC. "Kami menjunjung tinggi asas non-dikriminatif pada penerimaan karyawan, termasuk tidak menelisik secara mendalam latar belakang agama/keyakinan yang membuat diskriminasi pada pekerja. Semoga membantu," ujar Emilia.Lihat Juga :
HRWG Surati PBB, Lapor Dugaan Sisi Gelap Era JokowiLihat Juga :
Asal Usul Politik Gentong Babi dan Sejarah Kelam Perbudakan di AS
Previous article:liga bintang login
Next article:togel bosnia
Related reading
- ● nomor togel kepiting
- ● zara4d link alternatif
- ● detiksports sepakbola
- ● dultogel rtp
- ● 53 2d togel gambar
- ● indogame888 link alternatif
- ● buku mimpi arjuna
- ● prediksi japan akurat 99
- ● kepritogel rtp slot
- ● torino vs sassuolo
- ● rts slot
- ● brasil vs maroko
- ● bakau togel
- ● bebelac login
- ● nelayan 2d