rtp sedang hoki

rtp sedang hoki,goaloo7,rtp sedang hokiJakarta, CNN Indonesia--

Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, mengatakan penceramah kondangUztaz Abdul Somad (UAS) tak melapor saat berkunjung di Singapura.

Suryopratomo juga mengatakan UAS tidak menghubungi pihak Kedutaan Besar RI saat mendapat masalah dengan keimigrasian Singapura.

"Tidak ada," kata Suryopratomo kepada CNNIndonesia.compada Rabu (18/5) saat ditanya apakah UAS melapor saat berkunjung atau terkena masalah di Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pun (WNI) ada masalah tak memberi tahu (KBRI), baru komplain setelah kembali ke tanah air," kata Suryopratomo.

Sebelumnya, UAS mengklaim dideportasi dari Singapura. Berita ini mencuat usai dirinya mengunggah ke media sosial Instagram disertai foto dan video yang memperlihatkan dirinya ditahan dalam sebuah ruangan.

"UAS di ruang 1x2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore," tulisnya di Instagram.

Ia mengaku pergi ke Singapura untuk berlibur bersama keluarga dan sahabatnya.

Tak lama usai polemik itu menjadi perbincangan publik, KBRI Singapura menghubungi Otoritas Imigrasi dan Pemeriksaan (ICA) negara itu. Namun, saat itu mereka tak memberikan rincian atau alasan UAS dideportasi.

Beberapa jam kemudian, KBRI Singapura mengirim nota diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Singapura guna meminta penjelasan lebih lanjut.

Pilihan Redaksi
  • 4 Alasan Singapura Tolak Abdul Somad
  • Intel Rusia Tuduh AS Rekrut ISIS Bantu Ukraina
  • Erdogan: Finlandia-Swedia Tak Usah Berharap Didukung Turki Masuk NATO

Setelahnya, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengeluarkan pernyataan resmi soal UAS yang dideportasi.

Dalam pernyataan itu, Singapura membeberkan 4 alasan menolak UAS masuk salah satunya sang penceramah dinilai terkenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi yang tak bisa diterima di masyarakat multi-ras dan multi agama Singapura.

"UAS pernah mengatakan bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi syahid," jelas pernyataan tersebut.

Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi.

Pernyataan itu menuai banyak kecaman salah satunya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan PA 212 yang mengancam akan berdemo di Kedutaan Singapura di Jakarta.

MUI bahkan meminta Dubes Singapura di Indonesia untuk meminta maaf dan menjelaskan pernyataan pemerintahan mereka.



(isa/rds)

Previous article:masbro 777

Next article:server togel login