atm mpo

  • 2024-10-08 06:16:12 Source:atm mpo

    Browse(1)

atm mpo,royaltoto 0629,atm mpo

Jakarta, CNBC Indonesia -Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk mengkaji ulang ketentuan saham free float bagi saham yang tercatat di Indonesia. Hal ini terjadi setelah di depaknya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dari Indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel.

Sebagaimana diketahui, akibat bobot BREN yang besar terhadap IHSG, saham ini kerap kali menjadi penentu pergerakan IHSG. Seperti halnya hari ini, IHSG ditutup menguat 0,04% ditopang oleh BREN.

Saham emiten Prajogo Pangestu ini di luar dugaan berhasil jadi penopang paling besar IHSG hari ini, mencapai 5,66 indeks poin. Saham BREN berhasil menghijau pada hari ini dengan penguatan 2,12% menjadi Rp7.225 per lembar.

Baca:
Saham BREN Bangkit, IHSG Ditutup Hijau Hari Ini!


Sebelumnya, pada awal sesi saham BREN sempat jatuh nyaris 20% atau Auto Reject Bawah (ARB) ke posisi terendah Rp5.675 per lembar. Seiring dengan itu, pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,56% ke posisi 7.732,43

Berkaca pada hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Tercatat BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya juga sedang melakukan kajian dan pendalaman untuk usulan penyesuaian, khususnya mengenai ketentuan Free Float saat pencatatan perdana.

"Salah satu hal yang kami pertimbangkan adalah terkait kriteria kepemilikan saham yang diperhitungkan sebagai free float saat pencatatan perdana, dimana kami ingin memfokuskan pada jumlah saham yang ditawarkan kepada publik," ungkap Nyoman kepada wartawan, Senin, (23/9/2024).

Adapun ketentuan baru tersebut akan dituangkan dalam rancangan perubahan peraturan dan akan melewati proses pertimbangan publik. Hal ini bertujuan agar BEI tetap relevan terhadap kondisi terkini dalam dinamika pasar modal.

Di sisi lain, BEI menilai, polemik free float yang dipermasalahkan FTSE Russel terhadap BREN sudah di luar dari kendali BEI. Pasalnya, emiten ini dinilai sudah memenuhi ketentuan free float seusai aturan BEI.

"Ketentuan untuk dapat masuk ke dalam indeks FTSE Russell equity indices diatur oleh FTSE Russell. Sehingga keputusan tersebut merupakan wewenang dari pihak FTSE Russell untuk menentukan saham mana yang dapat masuk ke dalam indeks tersebut sesuai dengan ketentuan yang dimiliki," jelasnya.

Sebelumnya, saham BREN dikeluarkan lantaran tidak memenuhi persyaratan free float. Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan.

Baca:
IHSG Bangkit Ditopang Kinerja Saham Prajogo yang Balik ke Zona Hijau

Merespons hal tersebut, manajemen Barito Renewables Energy menyebut informasi mengenai empat pemegang saham telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasar prospektus initial public offering (IPO) pada 2023 dan data harian per 19 September 2024.

Porsi kepemilikan saham empat investor utama perseroan tercatat sebesar 95,97%. Rinciannya, Barito Pacific (BRPT) 64,666%, Green Era Energy Pte. Ltd. 23,603%, Jupiter Tiger Holdings 3,941%, dan Prime Hill Funds 3,761%.

Adapun saham free float 15,60 miliar atau 11,66%. Bila dibandingkan saat IPO, jumlah saham free float tersebut tidak mengalami banyak perubahan, yakni 15,69 miliar helai alias 11,73%.

Sementara menurut Peraturan Bursa Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan No. I-A), perusahaan tercatat wajib memenuhi ketentuan free float sebesar 7,5% dari jumlah saham yang tercatat.


(ayh/ayh) Saksikan video di bawah ini:

Video: Saham BREN Didepak Dari Daftar Konstituen Indeks FTSE Large Cap

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Geser DBS, Kapitasilasi Emiten RI Terbesar di ASEAN

Previous article:erek erek 2d 18

Next article:unogoal 90