wajikwin

wajikwin,bandar formulaqq,wajikwin

PACITAN,Jawa Pos Radar Madiun- Berharap hujan turun dari langit air di tempayan ditumpahkan. Peribahasa ini layak ditujukan kepada Bakal Calon Bupati (Bacabup) Pacitan Ronny Wahyono. Sebagai anggota DPRD Pacitan periode 2024-2029 sejatinya dia sudah pasti punya air setempayan. Namun dia memilih berharap hujan.     

Sebab dengan macung dalam Pilkada Pacitan 2024, konsekuensinya harus mengundurkan diri sebagai anggota legislatif.

Ini sesuai PKPU RI 9/2020 tentang Perubahan Keempat atas PKPU 3/2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

Yakni, dalam pasal 4 hurup t, yang berbunyi anggota DPR, DPD dan DPRD wajib menyatakan secara tertulis pengunduran diri sejak ditetapkan sebagai calon kepala daerah (cakada).

Sehingga, kader Partai Demokrat ini wajib mengundurkan diri sebagai anggota DPRD Pacitan kendati baru dilantik pada 22 Agustus lalu.

Ronny harus mengundurkan diri seacara tertulis sebagai anggota DPRD Pacitan periode 2024-2029 atau dikeluarkan dari Partai Demokrat.

Pengunduran diri ini harus dibuktikan dengan penyerahan dokumen paling lambat lima hari sejak penetapan pasangan calon (paslon). Pun, harus diketahui pejabat yang berwenang.

Lantas, posisinya di legislatif akan diberikan kepada calon anggota legislatif (caleg) lain dari partai politik (parpol) dan daerah pemilihan (dapil) yang sama. Yakni, dari Demokrat dari Daerah Pemilihan (Dapil) 6 (Tulakan-Kebonagung) melalui skema pergantian antar waktu (PAW). 

Menurut Ketua Bapilu DPC Demokrat Pacitan Kristanto Waluyo, caleg Suwarso memiliki suara terbanyak setelah Ronny Wahyono dengan 2.546 suara di dapil 6.

Kendati telah memiliki nama calon pengganti, sikap DPC Demokrat akan dikonsultasikan dengan dewan pimpinan pusat (DPP) terkait pengganti Ronny.

Pihaknya masih mempelajari regulasi yang ada. Apakah dikeluarkan dari keanggotaan Demokrat atau secara otomatis tidak lagi menjadi bagian dari Partai Demokrat ketika sudah mendaftar sebagai bacabup. ‘’Kami pelajari AD/ART yang ada dulu,’’ jelas Kristanto. (hyo/sat)