mamibet188

  • 2024-10-08 01:31:55 Source:mamibet188

    Browse(3126)

mamibet188,poltar togel,mamibet188Yogyakarta, CNN Indonesia--

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku pernah berbicara kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal anggaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) yang lebih besar ketimbang Kementerian Kesehatan.

Hal tersebut disampaikan Budi saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Fakultas Kedokteran Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Sleman, DIY, Rabu (4/9). Turut hadir dalam acara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Lihat Juga :
Menkes: Indonesia Masih Kekurangan 110 Ribu Dokter

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengatakan baik Kemenkes maupun Kemendikbud sama-sama menjalankan fungsi dan tugas penting. Meskipun demikian, ia berpendapat prioritas anggaran semestinya tetap pada kementeriannya.

Menurutnya, Kemenkes sudah harus menjaga kesehatan setiap anak dari usia masih minus sembilan bulan. Budi menyebut pihaknya juga memikirkan masalah gizi untuk mengantisipasi stunting sejak anak masih dalam kandungan.

"Menteri pendidikan itu kerjanya dia bikin program pemerintah pada saat anaknya udah usia empat tahun, bikin program PAUD, gitu segala macam," ujarnya.

"Dan mohon maaf pak, yang namanya menteri pendidikan itu hanya ngurusin yang bersangkutan sampai pada usia 19, 22 tahun, ya kalau diambil dokter, dokter spesialis, Phd 30, 40 tahun. Kalau menteri kesehatan ngurusnya sampai wafat, pak. Jadi kan harusnya lebih penting karena lebih banyak (tugasnya)," kata Budi melanjutkan.

Lihat Juga :
Rektor Unair Dukung Kemenkes Investigasi Bullying di PPDS

Budi menekankan bahwa apa yang dirinya sampaikan berdasarkan perspektif atau logika sederhana seorang insinyur yang didaulat sebagai menteri kesehatan.

"Itu adalah logika yang simpel seorang engineer jadi menteri kesehatan, berusaha berargumentasi dengan orang-orang pendidikan yang isinya profesor-profesor, semua. Nggak, nggak.. saya bercanda aja, dua-duanya (kesehatan dan pendidikan) sama pentingnya, dua-duanya sama pentingnya," kata jebolan Teknik Fisika Nuklir ITB itu.

Memajukan sektor kesehatan dan pendidikan, kata Budi, sama pentingnya bagi pemerintah yang ingin menjadikan negara ini sebagai Indonesia Emas dan Negara Maju.

Budi menjelaskan berhasil atau tidaknya sebuah negara dikategorikan 'maju' secara umum dapat dilihat dari puncak bonus demografi, yaitu masa di mana usia produktif lebih besar dibandingkan usia non-produktif. Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi pada 2030.

Lihat Juga :
Ibu Mendiang Dokter Aulia Mahasiswi PPDS Undip Melapor ke Polda Jateng

Mantan Wamen BUMN itu menyebut bahwa Indonesia perlu memenuhi kriteria negara maju, salah satunya ditimbang dari pendapatan per kapita masyarakat sebesar US$14 ribu per tahun atau Rp15 juta per bulan. Agar tercapai, Indonesia perlu mencetak generasi sehat dan produktif.

"Tapi teman-teman, untuk bisa menjadi negara maju kita harus memiliki bangsa yang sehat dan pintar karena kalau tidak sehat dan pintar nggak mungkin pendapatannya 14 ribu USD per tahun per kapita, kalau itu tidak tercapai nggak mungkin kita jadi negara maju," kata Budi.

"Dan kalau kita tidak jadi negara maju dalam enam sampai sepuluh tahun ke depan kita dosa ke generasi sesudah kita karena kita gagal. Diberikan amanah di masa ini ada window of opportunity untuk ini jadi negara maju," ujarnya.

(kum/fra)

Previous article:pemain nomor punggung 26

Next article:mitos kelelawar masuk rumah